- Tokoh Ulama abad 16 di Tasikmalaya Timur
Kiai Zaenudin adalah sosok ulama sufi yang
berjasa membawa dan menyebarkan syiar Islam di wilayah timur Tasikmalaya.
Beliau asli putra Sumedang lahir tahun 1527, ayahnya keturunan bangsawan
Sumedang bernama Jayawiradinata dan ibunya Ambu Baryah. Dari hasil perkawinannya, lahir empat orang
putri dan satu orang putra, dengan urutan sebagai berikut :
1. Purwasih
2. Purwati
3. Zaenudin alias Malang Gedang
4. Nuraeni
5. Dimasayu
Dalam usia masih di bawah 20 tahun, pemuda Zaenudin disuruh berguru ngaji ke Cirebon, tepatnya di daerah Dukuh Puntang. Untuk diketahui, Cirebon ketika itu sudah dijadikan pusat penyebaran Islam, karena di sana sudah berdiri pusat kekuasaan Islam di bawah komando Sunan Gunung Jati ketua Dewan Wali Songo.
1. Purwasih
2. Purwati
3. Zaenudin alias Malang Gedang
4. Nuraeni
5. Dimasayu
Dalam usia masih di bawah 20 tahun, pemuda Zaenudin disuruh berguru ngaji ke Cirebon, tepatnya di daerah Dukuh Puntang. Untuk diketahui, Cirebon ketika itu sudah dijadikan pusat penyebaran Islam, karena di sana sudah berdiri pusat kekuasaan Islam di bawah komando Sunan Gunung Jati ketua Dewan Wali Songo.
Beliau di Cirebon, di samping belajar agama
juga belajar membuat gerabah yang bahan bakunya dari tanah liat. Setelah 20
tahun lebih belajar agama di Cirebon, pada tahun 1554 beliau melanjutkan
perjalanannya untuk menyebarkan Islam di wilayah kekuasaan kerajaan Galuh di
sektor selatan. Tepatnya yaitu di kedaleman Garatengah. Sekarang berada di
wilayah kecamatan Cineam, kabupaten Tasikmalaya.
Ketika Kiai Zaenudin untuk pertama kali
menginjakkan kakinya di wilayah kedaleman, warga masyarakat kedaleman beragama
Hindu Budha, Sunda Wiwitan, dan kepercayaan lainnya.
Memperhatikan kondisi masyarakat yang
beragam keyakinan, barangkali ini merupakan tugas terberat yang dihadapi oleh
Kiai Zaenudin. Untuk memudahkan mengajarkan Islam, beliau membuka pusat
kegiatan Islam tempatnya kurang lebih 5 km sebelah timur pusat kedaleman.
Tepatnyna di kampung Mekarsari desa Nagaratengah sekarang. Memasuki tahun 1580-an, pusat pembelajaran
Islam Kiai Zaenudin ramai dikunjungi masyarakat yang akan belajar Islam dan
ingin masuk Islam.
Berdasar kepada bukti-bukti yang ada,
santri yang berguru ngaji di Kiai Zaenudin kebanyakan berasal dari daerah
selatan, yaitu dari daerah Cigugur, Langkaplancar dan sebagian kecil ada pula
yang datang dari wilayah timur dan barat dari daerah kekuasaan kedaleman
Garatengah.
Tantangan paling berat yang beliau hadapi
ketika menyebarkan Islam, yaitu datang dari para jawara ber-aliran hitam yang
tidak menghendaki Islam untuk dijadikan agama warga kedaleman.
Ada cerita
rakyat yang menyatakan, bahwa sang Kiai meninggal tahun 1596 karena terkena
guna-guna. Tidak ada bukti pendukung kalau beliau
punya keturunan. Bahkan menurut beberapa orang tokoh ada kesamaan pendapat,
bahwa beliau tidak pernah menikah. Dan setelah beliau wapat, estapet
kepemimpinan Islam diteruskan oleh murid kesayangannya bernama Kiai Bahori.
Sekarang ini, kedua tokoh Islam termaksud
makamnya berada di dusun Mekarsari, desa Nagaratenga kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya.
0 comments:
Post a Comment