Tentang Kami

Memberikan informasi dan pengetahuan untuk pengunjung BLOG

Saturday, July 23, 2016

Profil Kiai Zaenudin (Kiai Malang Gedang)


  • Tokoh Ulama abad 16 di Tasikmalaya Timur
     Kiai Zaenudin adalah sosok ulama sufi yang berjasa membawa dan menyebarkan syiar Islam di wilayah timur Tasikmalaya. Beliau asli putra Sumedang lahir tahun 1527, ayahnya keturunan bangsawan Sumedang bernama Jayawiradinata dan ibunya Ambu Baryah. Dari hasil perkawinannya, lahir empat orang putri dan satu orang putra, dengan urutan sebagai berikut :

1. Purwasih
2. Purwati
3. Zaenudin alias Malang Gedang 
4. Nuraeni
5. Dimasayu

     Dalam usia masih di bawah 20 tahun, pemuda Zaenudin disuruh berguru ngaji ke Cirebon, tepatnya di daerah Dukuh Puntang. Untuk diketahui, Cirebon ketika itu sudah dijadikan pusat penyebaran Islam, karena di sana sudah berdiri pusat kekuasaan Islam di bawah komando Sunan Gunung Jati ketua Dewan Wali Songo.
     Beliau di Cirebon, di samping belajar agama juga belajar membuat gerabah yang bahan bakunya dari tanah liat. Setelah 20 tahun lebih belajar agama di Cirebon, pada tahun 1554 beliau melanjutkan perjalanannya untuk menyebarkan Islam di wilayah kekuasaan kerajaan Galuh di sektor selatan. Tepatnya yaitu di kedaleman Garatengah. Sekarang berada di wilayah kecamatan Cineam, kabupaten Tasikmalaya.

     Ketika Kiai Zaenudin untuk pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah kedaleman, warga masyarakat kedaleman beragama Hindu Budha, Sunda Wiwitan, dan kepercayaan lainnya.
Memperhatikan kondisi masyarakat yang beragam keyakinan, barangkali ini merupakan tugas terberat yang dihadapi oleh Kiai Zaenudin. Untuk memudahkan mengajarkan Islam, beliau membuka pusat kegiatan Islam tempatnya kurang lebih 5 km sebelah timur pusat kedaleman. Tepatnyna di kampung Mekarsari desa Nagaratengah sekarang. Memasuki tahun 1580-an, pusat pembelajaran Islam Kiai Zaenudin ramai dikunjungi masyarakat yang akan belajar Islam dan ingin masuk Islam.

    Berdasar kepada bukti-bukti yang ada, santri yang berguru ngaji di Kiai Zaenudin kebanyakan berasal dari daerah selatan, yaitu dari daerah Cigugur, Langkaplancar dan sebagian kecil ada pula yang datang dari wilayah timur dan barat dari daerah kekuasaan kedaleman Garatengah.
Tantangan paling berat yang beliau hadapi ketika menyebarkan Islam, yaitu datang dari para jawara ber-aliran hitam yang tidak menghendaki Islam untuk dijadikan agama warga kedaleman. 

    Ada cerita rakyat yang menyatakan, bahwa sang Kiai meninggal tahun 1596 karena terkena guna-guna. Tidak ada bukti pendukung kalau beliau punya keturunan. Bahkan menurut beberapa orang tokoh ada kesamaan pendapat, bahwa beliau tidak pernah menikah. Dan setelah beliau wapat, estapet kepemimpinan Islam diteruskan oleh murid kesayangannya bernama Kiai Bahori.

  Sekarang ini, kedua tokoh Islam termaksud makamnya berada di dusun Mekarsari, desa Nagaratenga kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya.

0 comments:

Post a Comment